Keraton Surakarta Hadiningrat atau yang kemudian lebih dikenal sebagai Keraton Kasunanan Surakarta telah berdiri sejak ratusan tahun lalu . Keraton ini adalah 'penerus' Kerajaan Mataram Islam.
Perjalanan diawali dari gerbang Keraton paling utara yaiut gapura Gladag, Gapura ini dijaga oleh dua arca Dwirapala bersenjata gada. Menyusuri ruas jalan yang teduh dengan pohon beringin tua di kanan kirinya , sampai di alun- alun utara. Layaknya gaya khas sebuah tata kota tua , Keraton Kasunanan Surakarta terletak dalam satu kompleks dengan Alun-Alun dan Masjid Agung,
Sebuah lorong sempit menghubungkan museum dengan kompleks utama kraton. Untuk menghormati adat istiadatnya, kita tidak diperbolehkan mengenakan celana pendek, sandal, kaca mata hitam, dan baju tanpa lengan. Sandal juga dilepas dan kita harus berjalan tanpa alas kaki di atas pasir pelataran yang konon diambil dari Pantai Selatan. Pohon Sawo Kecik yang menaungi pelataran membuat udara senantiasa sejuk. Secara jarwa dhosok, nama pohon itu dimaknai sebagai lambang yang artinya sarwo becik atau serba baik. Yang menarik adalah patung-patung Eropa yang menghiasi istana sehingga menghasilkan kombinasi apik arsitektur Jawa Kuno dengan sentuhan Eropa. Patung-patung ini merupakan hadiah dari Belanda yang dulu memang memiliki hubungan sangat dekat dengan Kasunanan Surakarta. Sebuah menara tinggi di sebelah selatan pelataran bernama Panggung Songgobuwono menjadi ciri khas kraton ini.
0 comments:
Post a Comment